Oleh : Abdul Hakim MS Pilkada serentak yang baru saja selesai dihelat di 264 wilayah diseluruh Indonesia, telah menghadirkan banyak cerita. Berbagai analisa menyeruak guna menjelaskan apa yang terjadi. Misalnya analisa yang menjelaskan kenapa calon petahana begitu sulit dikalahkan oleh pendatang baru, yang telah saya tulis beberapa waktu lalu di salah satu media online. Tak...Read More
Oleh : Abdul Hakim MS Pilkada serentak yang dihelat di 264 wilayah diseluruh Indonesia telah usai digelar. Hasil resmi siapa yang akan memenangi kontestasi memang belum ditetapkan, karena baru pada tanggal 18 dan 19 Desember 2015 hal itu dilakukan. Namun melalui metode hitung cepat (quick count), gambaran umum siapa yang akan unggul dan kalah sudah...Read More
Investor daily | Kamis, 17 Januari 2013 Di awal dasawarsa abad ke-21 ini, Indonesia betul-betul menapaki fase yang cukup mengesankan. Jika media domestik terus menghujani pemerintah dengan kritik pedas terkait keburukan, namun sejatinya wajah Nusantara tak sejelek yang digambarkan. Ada banyak torehan positif yang membuat kita bisa optimis menatap era millennium ke-3 dalam kalender Gregorian...Read More
Detik.com, Senin, 21/01/2013 Dalam sistem politik yang terbuka, pers berperan sangat penting dalam menentukan berkembang atau tidaknya demokrasi. Itu sebabnya, Edmund Burke tak segan menyebut pers sebagai pilar keempat demokrasi setelah Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Hal itu merujuk pada empat peran ideal pers yang antara lain sebagai sumber informasi yang berimbang dan mendidik masyarakat (pendidikan...Read More
Dari hasil survei nasional yang dilakukan SSI pada Oktober 2011, diperoleh data menarik terkait kemana kencenderungan pilihan politik umat Islam dalam menyalurkan aspirasinya ke parpol. Ternyata, tiga urutan teratas saluran aspirasi politik umat Islam jatuh ke parpol-parpol nasionalis. Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar grafis di atas, tiga parpol terbesar yang menjadi wadah aspirasi politik umat Islam...Read More
Oleh : Abdul Hakim MS Beberapa waktu lalu, saya sudah pernah mengulas posisi parpol Islam vs parpol Nasionalis sejak pemilu 1955 – 2014. (Baca di Sejak Pemilu 1955, Parpol Islam Selalu Kalah dengan Parpol Nasionalis. Kenapa?). Hasilnya, dalam hal perolehan suara, parpol Islam selalu kalah dengan parpol nasionalis. Pertanyaan kemudian muncul, partai nasionalis mana yang...Read More
Sejak pemilu 1955, gabungan suara parpol Islam selalu kalah melawan gabungan suara parpol nasionalis. Pada pemilu 1955, gabungan suara parpol Islam sebesar 43,7%, kalah dengan gabungan suara parpol nasionalis yang sebesar 51.7%. Pada pemilu demokratis pertama di era reformasi, yakni pemilu 1999, gap lebih tajam terjadi antara parpol Islam vs parpol nasionalis. Parpol Islam meraih...Read More
Oleh : Abdul Hakim MS Cukup menarik jika kita menelaah kiprah partai-partai yang berideologi atau berbasis pemilih Islam (selanjutnya saya sebut dengan istilah “parpol islam”) dalam lima kali pemilu demokratis yang pernah dihelat di Indonesia. Mengingat mayoritas penduduk Indonesia, merujuk hasil sensus BPS tahun 2010, 87.18 persen adalah pemeluk Islam. Meski demikian, ternyata pilihan politik...Read More
Hasil survei nasional Skala Survei Indonesia (SSI) pada 2011 menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Indonesia (52.1 persen) menyatakan tidak percaya bahwa anggota legislative akan memperjuangkan kepentingan mereka. Hanya sebesar 28.5 persen yang percaya bahwa anggota legislative akan memperjuangkan kepentingan mereka. Sementara 19.4 persen menyatakan abstain.Read More
Hasil survei nasional Skala Survei Indonesia (SSI) pada 2011 menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Indonesia (51.4 persen) menyatakan tidak percaya bahwa parpol akan memperjuangkan kepentingan mereka. Hanya sebesar 32.3 persen yang percaya bahwa parpol akan memperjuangkan kepentingan mereka. Sementara 16.3 persen menyatakan abstain.Read More