Jakarta- Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta petahana masih mendapat kepuasan kinerja dari masyarakat. Program yang mendapat penilaian paling tinggi adalah pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada warga miskin dengan persentase sebanyak 12,8 persen.
“Keberhasilan kinerja Basuki-Djarot dalam memimpin DKI adalah pemberian KJP, pendidikan gratis, pembangunan taman hijau, jaminan kesehatan, dan penertiban kawasan prostitusi,” ujar Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim dalam paparan hasil survei Adu Balap Menuju DKI 1 di Restoran Gado-Gado Boplo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (23/10).
Pendidikan gratis mendapat presentasi sebanyak 8,4 persen, kemudian membangun taman hijau mendapat 6,6 persen, adanya jaminan kesehatan sebanyak 4,8 persen, serta penertiban kawasan prostitusi sebesar 4,5 persen.
Kendati sudah puas, tetapi dari hasil survei terdapat persepsi kegagalan kinerja Basuki-Djarot. Mereka dinilai tidak bisa mengurai kemacetan dengan persentase sebanyak 28,2 persen, masih banyak pengangguran sebanyak 19 persen, dan gagal membuat Jakarta tidak kebanjiran sebanyak 10,4 persen.
Namun dalam pertanyaan terbuka, program yang paling tidak disukai di masa Basuki-Djarot ini adalah adanya penggusuran dengan persentase sebesar 24,1 persen, reklamasi 3,1 persen, dan kemacetan sebesar 2,9 persen. Sedangkan pertanyaan terbuka untuk program yang paling disukai tidak jauh berbeda, yakni adanya pemberian KJP sebesar 29,1 persen, pendidikan gratis 7,1 persen, dan kesehatan gratis 7 persen.
Secara umum, survei juga menyebutkan bahwa sebanyak 65,5 persen masyarakat puas terhadap kinerja Basuki-Djarot, tidak puas sebanyak 28,4 persen, dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 6,1 persen.