Warta Ekonomi, Jakarta – Gerindra dan Prabowo Subianto disebut bakal menjadi penentu arah koalisi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim MS.
Namun, sebelum itu, dia memprediksi dua hal penting yang akan menjadi rujukan utama partai politik dalam menjajaki pilihan koalisi: siapa kandidat presiden yang diusung; bagaimana koalisi yang dibentuk bisa memberikan imbas bagi keberlangsungan eksistensi parpol di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Dia meyakini terkait poin pertama parpol akan sangat mempertimbangkan nama kandidat yang akan diusung. “Dalam hal ini saya memprediksi setidaknya parpol akan merujuk tiga poin utama sebagai bahan pertimbangan,” ujar Abdul Hakim dalam keterangannya, Senin (18/7).
Ketiga hal yang dimaksud ialah elektabilitas, peluang kandidat mendapatkan tiket parpol yang diusung, dan kandidat harus bisa menjadi jawaban menyelesaikan persoalan utama yang sedang dihadapi masyarakat. Dari sisi elektabilitas, SSI telah melakukan survei pada 3–12 Juli 2022.
Hasilnya, Prabowo Subianto berada di urutan pertama dengan elektabilitas 25,08 persen. Kemudian, Ganjar Pranowo (20,83 persen), Anies Baswedan (20,75 persen), Ridwan Kamil (5,92 persen), Sandiaga Uno (3,33 persen), dan Agus Harimurti Yudhohono (2,67 persen). Nama lain, Erick Thohir (2,50), Puan Maharani (1,17 persen), Khofifah Indar Parawansa (0,50 persen) dan Airlangga Hartarto (0,42 persen).
Melihat elektabilitas yang ada dan posisi sepuluh tokoh yang ada di partai politik, Abdul Hakim memprediksi Prabowo Subianto paling berpeluang mendapatkan tiket dari partainya untuk diusung sebagai kandidat presiden.
Dia mengamini ada beberapa tokoh lain yang mungkin memiliki peluang yang sama, mengingat posisi sebagai ketua umum partai, yakni AHY dan Airlangga Hartarto. Namun, terkendala dengan tingkat elektabilitas yang tak kunjung bisa dikerek.
Abdul kemudian berbicara pertimbangan tokoh dipilih dari sisi peluang memecahkan persoalan utama yang sedang dihadapi masyarakat. Menurutnya, ada tiga persoalan utama yang saat ini sedang dihadapi masyarakat, dilihat dari hasil survei SSI periode 3–12 Juli 2022, yakni mahalnya kebutuhan pokok, sulitnya kondisi ekonomi rakyat, dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan.
Persoalan-persoalan yang ada harus segera ditangani karena berkaitan langsung pada masyarakat. “Dari hasil survei, responden meyakini Joko Widodo dan Prabowo Subianto bisa menyelesaikan persoalan sampai tuntas,” katanya.
Sebanyak 14,17 persen masyarakat masih percaya Joko Widodo akan menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Selanjutnya, nama Prabowo Subianto di urutan kedua sebesar 13.75 persen. “Bisa disimpulkan, Partai Gerindra dan Prabowo Subianto saat ini akan menjadi salah satu tonggak sumbu utama penentu arah koalisi parpol jelang Pemilu 2024,” ucap Abdul.
Dia lantas menyebut alasan lain bahwa PDI Perjuangan sudah tidak terlalu memusingkan masalah koalisi dengan jumlah suara yang dimiliki. PDI Perjuangan sudah bisa mengirim satu paket pasangan bakal calon presiden-bakal calon wakil presiden tanpa harus bekerja sama dengan parpol lain.
PDIP memiliki 22.3 persen kursi di DPR. “Di luar PDIP, delapan parpol berkursi di DPR RI akan sangat berkepentingan untuk mengadakan kerja sama dalam mengusung pasangan calon,” terangnya.
“Di sini titik poin analisis bahwa peta koalisi parpol, salah satunya akan bertumpu pada Partai Gerindra dan Prabowo Subianto,” katanya.
Menurut Abdul, Partai Gerindra hanya butuh satu teman koalisi karena memiliki 13,6 persen kursi di DPR. Sama dengan Partai Golkar, juga hanya butuh satu parpol untuk berkoalisi dengan perolehan 14.8 persen kursi di DPR. Bedanya, elektabilitas Prabowo di urutan teratas, sementara ketum Golkar belum juga terkerek.
“Jadi, tidak berlebihan saya menyebut Partai Gerindra dan Prabowo Subianto akan menjadi salah satu penentu sumbu utama terbentuknya peta koalisi parpol-parpol dalam menghadapi Pilpres 2024 mendatang,” katanya.
Menurut Abdul, satu-satunya kendala yang ada di Prabowo Subianto saat ini adalah yang bersangkutan belum menyatakan apakah akan maju sebagai kandidat presiden atau tidak.