Survei SSI: Basuki Masih Kuat walau Elektabilitas Turun

Jakarta – Basuki Tjahaja Purnama kembali unggul dalam survei dalam perebutan kursi DKI 1. Kendati unggul, akan tetapi dibandingkan dengan bulan Februari 2016, elektabilitas Basuki justru menurun pada bulan Oktober 2016 ini.

Hal tersebut berdasarkan dengan survei yang dilakukan oleh Skala Survei Indonesia tentang Adu Balap Menuju DKI 1, yang diumumkan pada Minggu (23/10) di Restoran Gado-Gado Boplo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat.

Dari survei tersebut dihasilkan, secara personal, Basuki Tjahaja Purnama unggul sebesar 33,6 persen dari pesaingnya Anies Baswedan sebesar 19,0 persen dan Agus Harimurti Yudhyono sebesar 18,8 persen, apabila Pemilihan Gubernur DKI dilakukan hari ini.

Namun elektabilitas Basuki per Oktober 2016 ini menurun menjadi 33,6 persen dari sebelumnya 53,1 persen di bulan Februari 2016. Sedangkan dari nama pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan maju di Pilgub DKI 2017 mendatang, pasangan Basuki dan Djarot Saiful Hidayat tetap unggul di angka 33,8 persen, disusul kemudian oleh Agus dan Sylviana Murni sebesar 19,6 persen, serta Anies dan Sandiaga Uno sebesar 18,8 persen. Sedangkan yang menjawab tidak tahu atau rahasia sebesar 27,9 persen.

Direktur Eksekutif SSI, Abdul Hakim mengatakan, secara berpasangan, Basuki dan Djarot juga elektabilitasnya menurun 13,3 persen dari Februari 2016 yang memdapat 47,1 persen. Bulan Oktober ini, elektabilitas pasangan tersebut hanya 33,8 persen saja.

“Kemudian, seandainya Pilgub DKI dua putaran, dan yang maju adalah Basuki-Djarot serta Anies-Sandi, maka Basuki-Djarot mendapat 33,3 persen dan Anies-Sandi 21,6 persen,” katanya.

Sedangkan jika dua putaran terdiri dari Basuki-Djarot serta Agus-Sylvi, maka masing-masing mendapat 33,6 persen dan 24,0 persen. Namun apabila yang terpilih Anies-Sandi dan Agus-Sylvi, maka pemenangnya adalah Anies-Sandi dengan jumlah 24,8 persen dan Agus-Sylvi 21,1 persen. Sisanya 54,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

“Jika pasangan Anies-Sandi dan Basuki-Djarot di putaran kedua,maka suara Agus-Sylvi terdistribusi ke Anies-Sandi sebesar 22,3 persen dan ke Basuki-Djarot 4,5 persen,” katanya.

Sementara jika yang masuk ke putaran kedua adalah Basuki-Djarot dan Agus-Sylvi, maka suara pasangan Anies-Sandi akan terdistribusi ke Agus-Sylvi sebesar 33,3 persen dan ke pasangan Basuki-Djarot 5,3 persen.

Apabila yang masuk ke putaran dua adalah Anies-Sandi dan Agus-Sylvi, maka suara Basuki-Djarot akan terdistribusi ke pasangan Agus-Sylvi sebesar 10,0 persen dan ke pasangan Anies-Sandi 21,9 persen.

“Suara pasangan Basuki-Djarot saat ini mengalami stagnasi di angka 33 persen, sedangkan suara pasangan Anies-Sandi dan Agus-Sylvi berpotensi terus tumbuh,” katanya.

Ia menjelaskan, merujuk pada fakta stagnasi suara Basuki-Djarot di angka 33 persen dan pemilih yang telah memiliki tingkat kemantapan memilih di atas 90 persen, serta tumbuhnya suara pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi, maka besar peluangnya Pilkada akan terjadi dalam dua putaran.

Ia menjelaskan, apabila pasangan Basuki-Djarot terus bertahan di angka minimal 33,4 persen hingga pilihan berlangsung, berapapun suara pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi, tidak akan mempengaruhi Basuki-Djarot untuk maju ke putaran kedua. Kecuali, katanya, kedua pasangan tersebut ada yang bisa mencapai suara 50 persen plus 1 di putaran pertama.

Mengacu pada fakta-fakta itu, katanya, sejatinya ketiga pasangan tersebut masih memiliki pptensi saling mengalahkan. Bahkan, katanya, siapa yang akan masuk di putaran kedua pun masih sulit untuk diprediksi. Pasalnya masih ada rentang waktu 4 bulan yang akan menjadi kunci masing-masing kandidat untuk melenggang ke putaran kedua.

“Meski demikian, pasangan Basuki-Djarot memiliki peluang paling besar untuk bisa masuk ke putaran kedua. Namun adu balap ini masih belum berakhir,” pungkasnya.

Sumber: https://www.beritasatu.com/news/394387/survei-ssi-basuki-masih-kuat-walau-elektabilitas-turun

Leave a Reply