TEMPO.CO, Jakarta – Elektabilitas Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dalam survei yang dilakukan Skala Survei Indonesia atau SSI menunjukkan kenaikan.
Bahkan elektabilitas Prabowo kali ini menyalip Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dalam survei itu, Prabowo memilki elektabilitas hingga 25,08 persen.
“Dalam survei SSI yang dilakukan pada rentang waktu 3 sampai 12 Juli 2022, Prabowo Subianto masih memimpin rute kontestasi,” kata Direktur Eksekutif SSI, Abdul Hakim dalam keterangannya, Rabu, 20 Juli 2022.
Dari hasil sigi itu, elektabilitas Prabowo tepat di atas Ganjar Pranowo dengan elektabilitas sebesar 20,83 persen, kemudian Anies Baswedan dengan 20,75 persen, Ridwan Kamil dengan 5,92 persen, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan 3,33 persen.
Berikutnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memperoleh elektabilitas sebesar 2,67 persen, Menteri BUMN Erick Thohir dengan 2,50 persen, Ketua DPR RI Puan Maharani dengan 1,17 persen, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan 0,50 persen, dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto 0,42 persen.
“Tingkat elektabilitas calon-calon presiden tersebut akan menjadi pertimbangan partai-partai politik dalam membangun koalisi,” kata Hakim.
Adapun survei SSI dilakukan pada 3 sampai 12 Juli 2022 terhadap 1.200 responden. SSI menerapkan metode penarikan acak bertingkat (sampling multistage random).
Survei ini memiliki toleransi atau batas kesalahan (margin of error) sekitar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka secara langsung dengan responden menggunakan kuesioner.
Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia Abdul Hakim mengatakan Partai Gerindra dan Ketua Umum Prabowo Subianto menjadi salah satu sumbu utama penentu arah koalisi partai politik menjelang Pemilu 2024.
“Partai Gerindra dan Prabowo Subianto akan menjadi salah satu tonggak sumbu utama penentu arah koalisi partai politik jelang Pemilu 2024,” kata Hakim seperti dikutip Antara.
Dia menjelaskan hal itu dapat terjadi karena Partai Gerindra dan Prabowo memenuhi tiga kriteria dalam membangun koalisi, yaitu elektabilitas calon presiden (capres), kemungkinan mendapatkan tiket atau boarding pass menjadi capres, serta tokoh capres yang dinilai mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat.