TEMPO.CO, Jakarta – Tingkat elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat tertinggi, namun mengalami penurunan. Demikian hasil survei Skala Survei Indonesia. (Baca juga Indeks Politik Tempo: Ahok Kalah dari Agus)
“Ada penurunan sebesar 13,3 persen dibandingkan dengan Februari lalu,” kata Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia Abdul Hakim mengatakan saat menggelar jumpa pers di Jakarta Pusat, Ahad, 23 Oktober 2016.
Hasil itu berbeda dengan pemantauan percakapan di sosial media elektabilitas pasangan Ahok-Djarot jeblok dibandingkan periode sebelumnya. Berdasarkan Indeks Politik Tempo, meski mendomoninasi percakapan net sentiment Ahok-Djarot hanya memiliki skor sekitar -121.206. Adapun pasangan Agus-Sylvid yang tertinggi yakni 5.216 dan pasangan Anies-Sandiaga -2224. Semakin besar angka net sentimen biasanya menunjukkan elekktabilitas semakin tinggi.
Abdul Hakim menuturkan dalam survei yang dilakukan pihaknya pada Februari 2016, elektabilitas Ahok-Djarot berada di angka 47,1 persen. Namun pada Oktober 2016 ini, elektabilitas pasangan itu menurun cukup jauh, hingga mencapai angka 33,8 persen. Angka itu mendekati dengan hasil survei LSI. Survei LSI: Pasangan Ahok-Djarot Bisa Kalah pada Putaran Pertama
Hal ini disebabkan oleh pemilih di DKI Jakarta yang sangat dinamis dalam menentukan pilihan calon gubernurnya. Pilihan gubernur mereka bisa berubah dengan sangat cepat. “Seminggu sebelum survei dilakukan posisi Agus-Sylvi masih di nomor tiga, kini sudah di nomor dua,” ujar Abdul.
Selain itu, dari hasil survei ini juga diketahui elektabilitas Ahok-Djarot mengalami stagnansi yaitu di sekitar angka 33 persen. Padahal dua calon lainnya memiliki potensi tingkat elektabilitas yang terus tumbuh. “Ini bisa dilihat dari simulasi yang kami lakukan,” ucap Abdul. Pasangan Agus Harimurti dan Sylviana Murni dengan 19,6 persen, lalu pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dengan 18,8 persen.
Abdul menjelaskan ketika komposisi tiga pasangan bertarung, maka angka elektabilitas Ahok-Djarot berada di angka 33,8 persen. Ketika disimulasikan kembali dengan asumsi di putaran kedua, suara Ahok-Djarot masih akan berada di angka 33 persen.
Skala Survei Indonesia melakukan survei ini pada 6-11 Oktober 2016, dengan jumlah responden sebanyak 800 orang dan menggunakan multistage random sampling. Hasil survei mereka memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, dengan margin of error sebesar 3,46 persen.
Sumber: https://pilkada.tempo.co/read/814502/survei-ssi-elektabilitas-ahok-tertinggi-tapi-jeblok-13