SUARA AHOK MAKIN ANJLOK

METROPOLITAN – Elektabilitas bakal pas­angan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) terus merosot. Ini me­nyusul hasil survei yang diekeluarkan Skala Survei Indonesia (SSI).Direktur Eksekutif SSI Ab­dul Hakim mengungkapkan, tingkat elektabilitas bakal pasangan calon itu menurun hingga 13,3 persen dalam kurun waktu delapan bulan. Pada Februari 2016, elek­tabilitas mereka masih 47,1 persen, namun Oktober 2016, persentase mereka di angka 33,8 persen. “Tren suara pas­angan Ahok-Djarot yang terus menurun,” ujarnya dalam rilis survei SSI di Jakarta.

Kenyataan itu berbanding terbalik dengan rivalnya Agus Harimurti Yudhoyono dan Syl­viana Murni. Di tengah suara calon incumbent yang terus anjlok, pasangan Agus-Sylvi justru merangkak naik, me­nyalip pasangan Anies Baswe­dan-Sandiaga Uno. Agus-Sylvi memperoleh persentase 19,6 persen, diikuti dengan bakal pasangan calon Anies-Sandi yang mendapat 18,8 persen.

Untuk diketahui, survei terse­but dilaksanakan di enam kabupaten/kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta, yakni Kepulauan Seribu, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Ja­karta Selatan. Peneliti meng­gunakan metode sampling kepada sebanyak 800 respon­den, sementara margin of er­ror dari penelitian ini sebesar 3,46 persen dan tingkat ke­percayaan sebesar 95 persen.

Sementara itu dari sisi kepuasan masyarakat Jakarta, SSI merilis, 65,5 persen ma­syarakat DKI Jakarta masih puas dengan kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Ja­karta Basuki-Djarot. “Semen­tara 28,4 persen mengaku tidak puas. Sisanya 6,1 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab,” ujar sebut Abdul Hakim.

Dia menambahkan, kepuasan tersebut tak lepas dari sejumlah kebijakan yang dikeluarkan Ahok-Djarot, seperti pembe­rian Kartu Jakarta Pintar (KJP). “Kesimpulannya, mayoritas masyarakat DKI mengaku puas dengan kinerja Ahok-Djarot di sektor pendidikan,” jelasnya.

Namun begitu, bukan berarti kinerja keduanya tanpa kegaga­lan. Abdul memaparkan, kega­galan terbesar pasangan terse­but selama menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta adalah tidak bisa mengurangi kemacetan.

“Kegagalan kinerja Ahok-Djarot adalah tidak bisa men­gurangi kemacetan yang dis­etujui 28,2 persen responden, masih banyak pengangguran yakni 19 persen dan gagal membuat Jakarta tidak ke­banjiran yakni 10,4 persen,” pungkasnya.

Sumber gambar : http://www.warta.co/2016/10/rilis-survey-kedaikopi-elektabilitas.html

Sumber berita : https://www.metropolitan.id/2016/10/suara-ahok-makin-anjlok/

Leave a Reply