Rakyat Tak Yakin Parpol dan Anggota Legislatif Memperjuangkan Kepentingan Mereka

Oleh : Abdul Hakim MS

kinerja parpolSaat ini, masyarakat Indonesia tengah disuguhi tontonan “menarik” sekaligus “membingungkan” dari para wakil mereka di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Berdalih atas dasar memperjuangkan kepentingan rakyat, para anggota dewan yang terhormat sedang “berakrobat ria” berebut kuasa.

Sebagaimana diketahui, dua kubu koalisi yang ada di lembaga legislatif, yakni Koalisis Indonesia Hebat (KIH) yang menjadi representasi eksekutif dan Koalisis Merah Putih (KMP) yang berada diluar eksekutif, terbelah dengan membuat kepemimpinan berbeda di dewan. KMP yang berhasil menyapu bersih porsi pimpinan DPR dan alat kelengkapan dewan, diimbangi dengan pembentukan pimpinan DPR dan alat kelengkapan dewan baru oleh KIH. Buntutnya, ada dualisme kepemimpinan DPR yang membuat rakyat geleng-geleng kepala.

Akan tetapi, tulisan ini tak berfokus pada konflik yang ada di dewan saat ini, terkait siapa yang benar dan siapa yang salah. Tulisan ini hanya ingin menunjukkan, bahwa memang sedari awal, masyarakat sejatinya tak memiliki kepercayaan terhadap partai politik dan anggota dewan bahwa mereka betul-betul memperjuangkan kepentingan rakyat.

Hal ini sebagaimana terlihat dari survei nasional yang dilakukan oleh Skala Survei Indonesia (SSI) pada 2011 lalu. Dari pertanyaan apakah rakyat percaya bahwa parpol memperjuangkan kepentingan mereka, mayoritas (51.4 persen) menyatakan bahwa rakyat tak percaya memperjuangkan kepentingan mereka. Hanya 32.3 persen yang percaya parpol memperjuangkan kepentingan mereka. Sementara 16.3 persen menyatakan abstain.

kinerja anggota legislatifDemikian halnya dengan kepercayaan terhadap anggota legislatif untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Sebanyak 52.1 persen masyarakat menyatakan bahwa anggota legislatif lebih menyukai memperjuangkan kepentingannya sendiri dari pada memperjuangakan kepentingan rakyat. Hanya 28.5 persen saja yang mempercayai bahwa anggota dewan betul-betul memperjuangkan kepentingan masyarakat. Sementara 19.4 persen menyatakan abstain.

Padahal secara kemampuan, anggota legislative saat ini telah dipandang memiliki kredibilatas dalam melakukan tugasnya. Sebanyak 34.0 persen masyarakat percaya bahwa anggota legislative telah memiliki kemampuan memadai untuk menjalankan tugasnya. Meski demikian, 45.3 persen masyarakat masih meragukan kemampuan anggota legislative dapat dengan baik menjalankan tugasnya.

Menyimak data ini, menjadi mafhum apabila kinerja partai politik dan anggota legislatif jauh dari harapan publik. Dengan kata lain, publik sejatinya sudah tak heran dengan tingkah-polah parpol dan anggota legislatif yang terkadang membuat banyak masyarakat mengelus dada.

Pertanyaannya, kapan kinerja parpol dan anggota dewan yang terhormat betul-betul memperjuangkan kepentingan rakyat diatas kepentingannya sendiri? Kita tentu masih patut berharap, meski sepertinya hal itu tak akan kita rengkuh dalam waktu dekat.

Leave a Reply