Liputan6.com, Jakarta Skala Survei Indonesia (SSI) merilis hasil sigi untuk melihat peta calon presiden dan pilihan partai politik. Salah satu topik yang dibahas dalam paparan itu adalah tingkat lektabilitas calon presiden.
Direktur Eksekutif SSI Abdul Hakim menyatakan bahwa saat bahwa ada tiga nama tertinggi yang memiliki tingkat elektabilitas terbaik. Mereka adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies baswedan.
“Dalam Pertanyaan tertutup dengan menyodorkan 10 nama calon presiden, seandainya pilpres dilakukan hari ini, tiga nama calon presiden yang paling banyak dipilih adalah Prabowo Subianto sebesar 30,3%, disusul Ganjar Pranowo sebesar 22,3%, dan Anies Baswedan sebesar 20,8%. Sementara yang belum memutuskan atau tidak tahu/tidak jawab/rahasia sebanyak 6,2%,” ujar Hakim dlam keterangan tertulisnya, Selasa (4/10/2022).
Ketika ditanyakan terkait siapa yang paling punya kans menang, Abdul Hakim menjelaskan bahwa yang paling penting untuk dijawab terlebih dahulu adalah siapa tokoh yang paling berpeluang untuk menjadi calon presiden.
Menurutnya, ada dua variabel yang bisa kita jadikan rujukan untuk menghitung peluang tokoh yang berpeluang diusung menjadi capres. Pertama dari sisi elektoral melalui kaca mata survei. Dan yang kedua melalui potensi mendapatkan bording pass pencapresan dari 9 parpol berkursi di DPR RI sebagai pemegang tiket” tuturnya.
“Dari sisi elektoral melalui tolak ukur survei, hingga saat ini ada tiga tokoh Indonesia yang selalu masuk dalam tiga besar kandidat yang memiliki tingkat eleksi terbaik. Mereka adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies baswedan. Tiga nama ini menjadi kelompok terdepan yang jauh meninggalkan kandidat-kandidat lain yang banyak beredar saat ini,” lanjut Hakim lagi.
Hakim menjelaskan, jika dilihat dari sisi potensi mendapatkan boarding pass tiket pencapresan dari 9 parpol berkursi di DPR RI. Dari 3 nama yang memiliki tingkat eleksi tertinggi, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies baswedan, baru nama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang sudah dideklarasikan secara resmi oleh partai politik sebagai capres, yakni Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Anies Baswedan dari Partai Nasdem.
“Sementara dua lainnya, yakni Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, hingga saat ini belum ada parpol yang secara resmi akan mencapreskan mereka.” Jelas Hakim lebih jauh.
Dengan merujuk dua variabel itu, Hakim kemudian menyimpulkan bahwa Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang paling memiliki peluang.
“Selain memiliki tingkat eleksi baik, mereka sudah diusung secara resmi oleh parpolpor berkursi di DPR RI sebagai pemegang tiket,” papar dia.
Akan tetapi, masih menurut Hakim, peluang prabowo lebih besar untuk mendapatkan tiket capres karena Prabowo yang diusung Partai Gerindra, hanya butuh satu temen koalisi dari 8 parpol berkursi lainnya di DPR RI untuk bisa mendapatkan tiket capres, kecuali dengan PPP.
Dan saat ini, Gerindra sudah bergandengan dengan PKB yang komposisi kursinya sudah diatas 20%.
Sementara untuk Anies Baswedan yang diusung Partai Nasdem, jika tidak berkoalisi di antara Golkar dan PKB, maka harus membutuhkan minimal 2 rekan koalisi parpol. Saat ini, dua parpol yang santer menyeruak akan bekerja sama dengan Nasdem adalah PKS dan Demokrat.
Akan tetapi, koalisi ini hingga saat ini belum juga berhasil menemui titik sepakat karena ada tarik-menarik yang cukup kuat dalam variabel siapa yang akan mendampingi Anies, apakah menjadi hak PKS yang memiliki suara lebih tinggi dari demokrat, atau hak demokrat yang memiliki kandidat internal dengan tingkat eleksi lumayan baik, yakni AHY, ataukah bahkan menjadi hak Nasdem yang memiliki komposisi kursi dan suara paling tinggi diantara ketiganya?
“Kalau melihat potretnya seperti ini, sepertinya Prabowo Subianto yang berada pada posisi paling nyaman untuk mendapatkan tiket pencapresan. Kita akan tunggu, siapa kira-kira yang akan menjadi kompetitor Prabowo Subianto dipilpres 2024 nanti.” pungkas Hakim.
Survei SSI yang dilakukan pada tanggal 23 sampai 29 September 2022 itu dilakukan terhadap 1.200 responden dengan metode penarikan acak bertingkat (“sampling multistage random”). Survei ini memiliki toleransi atau batas kesalahan (“margin of error”) sekitar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Usia responden yang dijadikan sampel adalah 16 tahun ke atas atau sudah menikah. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka secara langsung dengan responden menggunakan kuesioner.