INDOPOS.CO.ID – Pemilih Generasi Y dan Z hampir 54 persen. Mereka akan menjadi penentuan nanti di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim MS, dalam sebuah diskusi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Ia mengatakan, dari hasil survei SSI generasi milenial 74 persen memiliki akun media sosial (medsos). Akses jaringan (blank spot) masih menjadi kendala generasi milenial mendapatkan akses internet.
“Teknologi menjadi PR serius bagi pemerintah untuk menyerap, mengartikulasikan dan mengagregasi aspirasi mereka,” kata Hakim.
Terkait akses terhadap informasi politik, menurut dia, ternyata dari 100 persen generasi yang memiliki media sosial, hanya 50 persen yang menyukai itu.
“Baru 50 persen generasi milenial yang percaya informasi politik melalui media sosial,” ucapnya.
“Artinya ini PR (pekerjaan rumah) serius, jika kita mau menaikkan tingkat partisipasi milenial pada pemilu 2024 nanti,” lanjutnya.
Hakim mengungkapkan, terkait preferensi politik untuk pemilihan legislatif (Pileg) ketertarikannya masih lebih rendah dibanding Pilpres. Sedikitnya 70 persen generasi milenial sudah menentukan pilihan partai politiknya. Sementara 30 persen sisanya belum.
“Tapi unik untuk di capres, mereka sudah menyatakan memiliki pilihan. Sementara hanya 17 persen yang belum punya pilihan,” bebernya.
“November ini saya akan merilis dan menyimpulkan akan ada 2 putaran di Pilpres 2024 nanti,” tambahnya.
Menurut Hakim, dari 3 pasangan calon (Paslon) yang mendapatkan ceruk adalah mereka yang paling jago melakukan gimmick. Saat ini Ganjar Pranowo yang menempati posisi teratas dari paslon lainnya.
“Ganjar dan Prabowo selisihnya tidak terlalu besar, kisaran 3-5 persen,” ucapnya.(nas)